Minggu, 17 Juni 2012

Orang yang Benar : Seperti Pohon Korma! (2)

Renungan Minggu, 17 Juni 2012

Baca:  Wahyu 7:9-17

"sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka."  Wahyu 7:9

Untuk menjadi orang Kristen yang bertumbuh dan berbuah sampai masa tua tidak ada jalan lain selain harus berakar kuat kepada Tuhan Yesus yang adalah Sumber Air Kehidupan.  Seringkali kita ingin menikmati berkat-berkat Tuhan secara cepat tetapi tidak mau diproses.  Tuhan menghendaki agar anak-anakNya menjadi seperti pohon korma, tetapi kuat dan menghasilkan buah meski di tengah kegersangan dan badai kehidupan.

     Pohon korma melambangkan pertumbuhan rohani yang baik, keindahan, kemenangan, sukacita dan menjadi berkat bagi banyak orang.  Dalam kitab Raja-Raja disebutkan bahwa Bait Suci Salomo juga menggunakan lambang pohon korma sebagai motif untuk keindahan bangunanannya:  "Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar.  Pada kedua daun pintu yang dari kayu minyak itu ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, kemudian dilapisinya dengan emas; juga pada kerub dan pada pohon korma itu disalutkannya emas."  (1 Raja-Raja 6:29, 32).  Pohon korma atau palem juga berbicara tentang kemenangan dan sukacita.  Ini digambarkan ketika penduduk Yerusalem mengelu-elukan Yesus dengan daun-daun palem sebagai simbol kemenanganNya:  "mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"  (Yohanes 12:13).  Ayat nas menyatakan tentang sukacita orang-orang percaya yang setia sampai akhir hidupnya dan beroleh mahkota kehidupan dari Tuhan.  Masing-masing memegang daun-daun palem (korma) tanda kemenangan.

     Bagaimana dengan kita?  Dalam menjalani hidup yang penuh ujian dan tantangan ini tidak seharusnya kita mengeluh dan menjadi lemah, sebaliknya harus makin kuat dan hidup dalam kemenangan senantiasa meski di tengah situasi dan kondisi yang penuh tekanan dan ujian.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita ini lebih daripada pemenang!

Orang yang Benar : Seperti Pohon Korma! (1)

Renungan Sabut, 16 Juni 2012

Baca:  Mazmur 92:1-16

"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;"  Mazmur 92:13

Bukanlah asal jika pemazmur menggambarkan kehidupan yang benar akan bertunas seperti pohon korma.  Pohon korma atau pohon palem adalah salah satu jenis pohon yang paling sering ditulis di dalam Alkitab, terutama Perjanjian Lama.  Pasti ada alasannya mengapa Tuhan sering menggunakan lambang pohon korma ini di dalam firmanNya.

     Pohon korma dapat hidup dan tumbuh secara ajaib di padang gurun.  Di padang yang kering dan berpasir itu biji korma yang ditanam tidak akan langsung bertumbuh ke atas, namun membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun.  Ternyata pada masa-masa itu biji korma akan bertumbuh ke bawah, mencari dan menuju kepada sumber air yang tersembunyi di bawahnya hingga biji itu semakin besar dan semakin kuat berakar ke dalam.  Bahkan sudah menjadi tradisi jika seorang petani menanam biji korma akan dengan sengaja menekan biji itu sedemikian rupa dengan menggunakan batu besar supaya biji itu makin terbenam ke dalam dan makin bertumbuh ke bawah, sehingga aman dari badai gurun yang sewaktu-waktu menerpa.  Pada saatnya, tunas korma itu akan menggulingkan batu yang menekannya itu, lalu bertumbuh ke atas dan tidak tergoyahkan meski ada badai sekalipun, karena akarnya telah kuat mengakar ke dalam, dan pada waktunya, tanaman korma itu akan menghasilkan buah dan terus berbuah sampai pada masa tuanya.

     Proses perjuangan pohon korma untuk bertumbuh dan menghasilkan buah meski hidup di tengah padang gurun adalah simbol dari kehidupan orang percaya yang dikehendaki Tuhan.  Berakar kuat, terus bertumbuh dan menghasilkan buah yang lebat meski harus diperhadapkan pada masalah dan penderitaan.  Masalah dan penderitaan adalah proses menuju kepada pendewasaan iman.  Alkitab menyatakan,"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yakobus 1:12).  Namun banyak anak-anak Tuhan tidak tahan ketika ia harus berada di 'padang gurun'.  Mereka terus mengeluh, bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan Tuhan.  Akibatnya iman mereka tidak bisa bertumbuh.
Bersambung...

Orang Kristen Kanak-kanak

Renungan Jumat, 15 Juni 2012


"Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  1 Korintus 13:11

Jika kita dikatakan sebagai orang Kristen yang masih kanak-kanak kita pasti tidak mau dan langsung protes.  Kita akan berkata,  "Saya sudah menjadi Kristen bertahun-tahun, bahkan sudah ikut pelayanan, masak saya masih dibilang Kristen kanak-kanak."  Perlu ditegaskan lagi bahwa lama telah menjadi Kristen atau bertahun-tahun tidak menjamin seseorang itu dewasa rohani.  Karena itu kita perlu berhati-hati dan jangan sampai kita membangga-banggakan kekristenan kita.

     Salah satu sifat kanak-kanak adalah tidak sabar.  Bukankah masih banyak orang Kristen yang memiliki sifat tidak sabar?  Kita langsung bersungut-sungut, mengeluh dan menggerutu ketika doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan.  Kita tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan:  Hari ini minta, maunya hari ini pula dipenuhi.  Kita berusaha menyuruh Tuhan dan memaksaNya untuk menuruti segala kemauan dan keinginan kita sesuai dengan cara yang kita tetapkan.

     Tak beda jauh dengan bangsa Israel, meski sudah mengalami pertolongan Tuhan yang luar biasa tetap saja mengeluh dan bersungut-sungut padahal Tuhan telah membawa mereka keluar dari negeri perbudakan (Mesir).  Di padang gurun perbuatan ajaib Tuhan senantiasa menyertai mereka.  Namun mulut mereka tetap saja dipenuhi keluh kesah dan persungutan.  Mereka tidak sabar dengan cara Tuhan bekerja.  Akibatnya Tuhan mengijinkan mereka berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun sebelum mencapai Tanah Perjanjian (Kanaan), walau sesungguhnya  "Sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir."  (Ulangan 1:2).

     Apakah kita suka bersungut-sungut dan marah kepada Tuhan?  Ini adalah tanda bahwa kita masih tergolong orang Kristen kanak-kanak.  Sifat kekanak-kanakan tidak tergantung umur karena banyak orang dewasa masih saja bersifat kekanak-kanakan.

Tujuan hidup kita bukan sebatas mengejar materi atau perkara-perkara duniawi saja, karena itu buang sifat kanak-kanak dan belajarlah dewasa supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan!

maaf banget

waahh, maaf banget niih..
beberapa hari ini gk ada ng'update renungan...
gangguan jaringan soal'ny...
hri ini, admin update lagi renungan-renungan'ny..
termasuk yang kmren gk sempat ke'update..
GBU..

Kamis, 14 Juni 2012

Harta Melimpah : Inikah Sukses Sesungguhnya?

Renungan Kamis, 14 Juni 2012

Baca:  Efesus 2:1-10

"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."  Efesus 2:10

Adalah hal yang wajar jika orang dunia menilai bahwa kesuksesan seseorang diukur berdasarkan uang yang banyak, rumah di kawasan elite, mobil mewah lebih dari satu dan ketenaran atau jabatan yang tinggi.  Apa itu sukses?  Sukses berarti berhasil atau mencapai suatu hasil akhir yang memuaskan.  Istilah sukses itu sinonim dengan pencapaian (achievement), keberuntungan, kemakmuran dan kemenangan.  Namun inikah yang sukses sesungguhnya?  Ketahuilah bahwa segala yang kita miliki tidak akan berarti apa-apa jika semua itu tidak menolong kita untuk meraih kehidupan yang kekal.  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"  (Matius 16:26).  Tidak salah memiliki segala sesuatu secara materi, namun jika hidup kita hanya dimulai dan diakhiri dengan tujuan materi saja, maka kita disebut sebagai orang yang paling malang.  Rasul Paulus berkata,  "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia."  (1 Korintus 15:19).

     Sukses menurut Alkitab adalah memiliki hidup yang berkenan kepada Tuhan dan mampu memenuhi tujuan hidup yang Tuhan kehendaki.  Ada banyak orang yang menjalani hidup seolah-olah tujuan hidup mereka adalah untuk bersenang-senang dan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya.  Bukankah hidup di dunia ini hanyalah sementara?  Tuhan Yesus saat berada di bumi tidak memiliki apa-apa.  Tertulis:  "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."  (Matius 8:20).  Tujuan hidup Yesus adalah untuk melakukan kehendak Bapa di sorga.

     Kita sukses bukan karena memiliki harta melimpah atau lain-lain secara materi.  Kita bisa dikatakan sukses jika kita sedang mengerjakan sesuatu yang Tuhan tetapkan dan sedang menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak dan rencanaNya.

Harta kekayaan tidak menyelamatkan, tapi ketaatan dan kesetiaan mengerjakan kehendak Tuhan itu yang membawa kita kepada kehidupan kekal kelak!

Rabu, 13 Juni 2012

Yesus Adalah Sumber Pertolongan Kita

Renungan Rabu, 13 Juni 2012


"Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."  2 Raja-Raja 1:4

Di akhir zaman ini Iblis beserta pasukannya bekerja secara luar biasa:  menipu, menghasut dan memprovokasi manusia supaya mereka percaya kepadanya.  Terlebih lagi bagi orang-orang yang sedang tertimpa masalah berat, sakit-penyakit, berat jodoh dan sebagainya menjadi sasaran empuk Iblis.  Banyak berita menggemparkan tersiar di televisi:  ada seorang anak kecil yang bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit hanya dengan media batu.  Tanpa berpikir panjang banyak orang berbondong-bondong datang kepada si anak kecil itu untuk meminta kesembuhan.  Ada berita lagi, di suatu tempat ada sumber mata air yang berkhasiat.  Apalagi kita datang ke sana meneguk air itu maka segala sakit-penyakit kita akan sembuh, kita akan segera menemukan jodoh, dan bila air itu kita siramkan di tempat usaha kita, maka tempat kita itu (pabrik, toko) akan laris dan berhasil.  Semua yang serba instan kini sedang dicari orang.  Itulah tipu muslihat Iblis!

     Ahazia adalah seorang raja Israel yang sedang menderita sakit parah.  Sebagai raja Israel seharusnya ia tahu kemana mencari pertolongan dan kesembuhan yaitu kepada Allah yang hidup, Sang Jehovah Rapha.  Ia sudah diperingatkan,  "Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?"  (2 Raja-Raja 1:3).  Tetapi hal ini tidak dilakukan oleh Ahazia, ia tetap meminta petunjuk kepada Ball-Zebub, allah di Ekron tersebut.  Alkitab menegaskan bahwa mencari pertolongan kepada dukun, paranormal dan lain-lain adalah kekejian di mata Tuhan!  Itu adalah dosa besar.  Akibat dari kebodohannya itu bukannya kesembuhan yang Ahazia dapatkan melainkan kematian.  Melalui renungan ini kita diingatkan untuk tidak mencari pertolongan kepada allah lain selain daripada Tuhan Yesus Kristus.

     Seberat apa pun masalah yang kita alami, kuatkan hati dan jangan sekali-kali mengambil jalan pintas, termakan bujuk rayu Iblis dan mencari pertolongan kepadanya.  Bagi orang percaya, Tuhan Yesus lebih daripada cukup, Dialah sumber pertolongan kita, bukan yang lain.

Segala sakit-penyakit kita telah ditanggungNya di atas kayu salib, dan oleh bilur-bilurNya kita telah sembuh!  (baca 1 Petrus 2:24b)

Selasa, 12 Juni 2012

Di Tengah Musim Gugur, Bersabarlah!

Renungan Selasa, 12 Juni 2012

Baca:  Yakobus 5:7-11

"Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan."  Yakobus 5:10

Kita masih ingat peristiwa yang terjadi di negeri ini beberapa waktu yang lalu, dimana demonstrasi terjadi secara besar-besaran menuntut dibatalkannya rencana kenaikan harga BBM.  Kita tahu bila harga BBM naik akan berdampak terhadap harga-harga kebutuhan pokok rakyat.  Bisa dibayangkan betapa nasib masyarakat kelas bawah:  makin hidup dalam kesukaran dan penderitaan.  Jangankan menatap masa depan, menjalani hidup hari demi hari saja sudah sangat terasa berat.  Firman Tuhan ini menasihatkan agar kita tetap sabar dan kuat dalam menghadapi masa-masa sukar di akhir zaman ini.  Dikatakan, "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!"  (Yakobus 5:7a).  Kata 'bersabar'disebutkan berulang-ulang dengan harapan supaya setiap anak Tuhan menyadari akan hal ini.  Bersabar adalah kunci untuk menghadapi situasi kehidupan sekarang ini.

     Tuhan mengajar kita untuk belajar dari kehidupan seorang petani yang begitu sabar menantikan masa panen, karena kehidupan petani sangat bergantung pada hasil panennya.  Karenanya mereka terus bersabar mulai dari saat menanam benih, merawat tanaman itu tumbuh, hingga musim panen tiba.  Itu bukanlah waktu yang singkat, tapi melalui proses yang begitu panjang.  Dikatakan oleh yakobus para petani melewati 2 musim yaitu musim gugur dan musim semi.  Ketika musim gugur datang semua tanaman mengalami terik, di mana dedaunan dan bunga-bunga rontok;  pohon-pohon menjadi gundul.  Meski demikian para petani tidak menjadi kecewa apalagi putus asa, mereka tetap sabar dan bertekun karena tahu bahwa pada saatnya masa itu akan lewat dan berganti dengan musim semi.  Di musim semi inilah daun-daun mulai menghijau, tunas bermunculan, bunga-bunga bermekaran, dan pohon-pohon pun mulai menghasilkan buah pertanda bahwa masa panen telah tiba.

     Jika kita sedang ada di 'musim gugur', seolah-olah tidak ada harapan, menderita sakit-penyakit, kesulitan ekonomi, jangan bersungut-sungut dan menggerutu.

Tetapi tetap sabar dan nantikan Tuhan karena pada saatnya 'musim semi' itu tiba dan semua indah pada waktuNya!